Pengertian Lafadz (اللَّفْظُ) dalam Ilmu Nahwu
Bagi kita yang sedang belajar ilmu nahwu, pasti sering mendengar istilah lafadz. Dalam ilmu nahwu, istilah ini juga banyak dibahas dalam bab kalam dan menjadi salah satu poin penting untuk memahami kalam.
Lantas, apa yang dimaksud dengan lafadz dalam ilmu Nahwu?
1. Pengertian Lafadz (لفظ)
Secara bahasa lafadz memiliki arti طرح atau رمي (melempar, membuang atau menghempaskan).
Namun dalam istilah ilmu nahwu, lafadz diartikan sebagai berikut:
الصَّوْتُ المُشْتَمِلُ عَلَى بَعْضِ الحُرُوفِ الهِجَائِيَّةِ الَّتِي أَوَّلُهَا الْأَلِف وَآخِرُهَا اليَاءُ
Artinya, "Suara yang mengandung sebagian huruf hijaiyah yakni susunan huruf yang diawali oleh huruf alif dan diakhiri dengan huruf ya." (kitab asymawi hal. 1)
Sederhananya lafadz itu adalah suara yang di dalamnya mengandung (sebagian) huruf hijaiyah. Dimana kita tahu bahwa huruf hijaiyyah itu semuanya berjumlah 29 yang dimulai dari alif (ا) dan diakhiri dengan ya' (ي).
Jadi ketika ada suara yang di dalamnya terkandung huruf hijaiyah, maka suara tersebut bisa dikatakan lafadz. Contoh, ٌكِتَاب (kitaabun), طَالِبٌ (thoolibun), حَيَّ عَلَى الصَّلَاة (hayya 'alas sholaati), dll..
Sebaliknya, ketika ada suara di dalamnya tidak ditemukan huruf hijaiyah maka suara tersebut tidak bisa dikatakan lafadz. Misalnya suara ayam, kucing, kambing, bedug, lonceng, dan lain sebagainya.
2. Pembagian Lafadz
Lafadz dibagi menjadi dua, yaitu lafadz muhmal dan lafadz musta'mal.
1. Lafadz Muhmal (مهمل)
Lafadz muhmal merupakan setiap lafadz yang dibentuk oleh wadliul lughoh (pembuat bahasa; masyarakat) tidak untuk menunjukan sebuah makna.
Artinya lafadz muhmal merupakan lafadz yang tidak berarti.
Contohnya adalah suara-suara yang mengandung huruf hijaiyah tapi tidak ada maknanya dalam bahasa arab. Seperti lafadz زَيْدٌ yang menunjukan makna orang bernama zaid lantas kita balik susuanan hurufnya menjadi ٌدَيْز sehingga jadi tidak memiliki arti. Maka دَيْز merupakan lafadz muhmal karena tidak berarti dan tidak biasa dipakai dalam percakapan.
Contoh lainnya misal kita mengarang kata dengan asal menyebut "basatula" (بستل), kata tersebut mungkin bisa dikatakan lafadz karena mengandung huruf hijaiyah, tapi termasuk ke dalam lafadz muhmal karena tidak berarti (tidak memiliki makna).
2. Lafadz Musta'mal (مستعمل)
Lafadz Musta'mal merupakan setiap lafadz yang dibentuk oleh wadliul lughoh (pembuat bahasa; masyarakat) dalam rangka untuk menunjukan sebuah makna.
Contohnya seperti kosa kata bahasa arab yang digunakan sehari-hari dan dapat dipahami bersama.
Adapun lafadz musta'mal dibagi lagi menjadi tiga. Yaitu lafadz mufrod, lafadz murakkab dan lafadz muallaf.
- Apa itu Lafadz Mufrod?
Lafadz mufrod adalah lafadz yang juz (bagian) dari lafadznya tidak bisa menunjukkan juz dari maknanya.
Contohnya,
زَيْدٌ
Lafadz زَيْدٌ menunjukan makna orang yang bernama zaid.
Tapi juz (bagian) dari lafadz زَيْدٌ misal huruf za (ز) tidak menunjukan juz dari maknanya, misalnya tangan Zaid atau kaki Zaid.
- Apa itu Lafadz Murakkab?
Lafadz Murakkab adalah lafadz yang juznya itu tidak menunjukkan maknanya, sedangkan jika melihat dari sisi yang lain, juz lafadz itu bisa menunjukkan makna.
Contohnya,
عَبْدُ اللَّهِ
Lafadz عَبْدُ اللَّهِ menunjukan makna orang yang bernama Abdullah/ nama orang.
Lafadz ini ditinjau dari sisi nama, maka juz lafaznya seperti lafadz عَبْدُ tidak bisa menunjukkan juz maknanya (seperti tangan kaki dan lain-lain). Namun jika dilihat dari sisi mudhof dan mudhof ilaihnya saja, maka dapat menunjukkan makna. Lafadz عَبْدُ memiliki makna, lafadz اللَّهِ memiliki makna.
- Apa itu Lafadz Muallaf?
Lafadz muallaf adalah lafadz yang setiap bagiannya dapat menunjukkan madlul (perkara yang terkandung oleh dilalah lafadz).
Contohnya,
زَيْدٌ قَائِمٌ
Artinya, Zaid adalah orang yang berdiri.
Masing-masing dari lafadz زَيْدٌ (zaid) dan قَائِمٌ (berdiri) dapat menunjukan bagian dari arti keseluruhan (berdirinya Zaid).
Demikian pembahasan lafadz dalam ilmu nahwu. Semoga mudah difahami dan membantu bagi para pemula seperti kami dalam belajar bahasa arab. Wallahu a'lam bisshowaab.